Jumat, 25 Desember 2009

niagara di setaibudi menyajikan makanan laut....



Kalau kamu ada di Bandung, single, dan berdompet pas – pasan, kamu bisa pergi ke daerah Geger Kalong, Setia Budi. tidak jauh dari pertigaan Geger Kalong – Setia Budi, sebelum sebuah tempat cetak foto, berada sebelah kanan jalan, kamu akan menemukan sebuah restoran kecil yang memiliki dekorasi perahu di depannya: Niagara.
Lampu – lampu dibungkus dengan semcam lampion kertas bertulang kayu atau triplek. Dindingnya sebagian ditutup kayu mengikuti dinding kapal tradisional. Diantara meja – meja, diletakan sekat kayu seperti sekat ruangan rumah – rumah di Jepang. Jadi, kamu akan merasa seperti bertualang lintas benua.
saat hidangan datang, kamu bisa mencium baunya. Seperti yang saya katakan, disajikan dengan sangat Indonesia, dengan sambal dan lalapan. Baguslah, setidaknya tidak membuat saya merasa asing di negeri sendiri. Nah, terdapat sebuah sambel kacang yang sangat maknyos bagi saya, disajikan di dalam mangkok kecil. Entah mengapa, walaupun saya sudah tidak sanggup, sambel ini tetap membuat candu.

warung sate cantilan soreang kabupaten bandung


Sate kambing merupakan makanan yang hampir setiap kalangan dapat menikmatinya. Hampir setiap sudut kota kita dapat menemukan sate dengan berbagai bentuk ada yang dikenal dengan sate kambing, sate sapi, sate ayam, sate madura, sate padang dan masih banyak lagi jenis sate lainnya.

Tapi jangan kaget sate yang kami tawarkan berbeda dengan sate-sate pada umumnya. Karena sate yang kami tawarkan melewati beberapa proses baik dalam pengolahan maupun proses pemberian rasa yang berbeda dengan proses pembuatan sate pada umumnya. Sate yang kami tawarkan dagingnya lebih empuk, lebih fresh dibandingkan dengan sate dimanapun juga.

Silahkan mencoba dan hanya anda yang berhak menilainya.

WaRoeNg SaTe CaNtiLan tempatnya sangat strategis karena berdekatan dengan kantor DPRD Tingkat II Bandung. Letaknya di jalan raya Cipatik No. 227 Bandung ditunjang dengan tempat yang dekat dengan area persawahan dan sungai sehingga pengunjung dapat merasakan keasrian dari pada kota Bandung.

WaRoeNg SaTe CaNtiLan ini sudah cukup dikenal di kota Bandung. Selain dari pada lokasinya yang strategis, hidangan yang kami sajikan memiliki cita rasa tersendiri, sehingga ada istilah yang bisayanya dilontarkan pengunjung kepada kami, yaitu “Sekali Datang, Berjuta-juta kali ingin Datang lagi,,.,Satenya MANTAPPPP abiss”.

Rabu, 23 Desember 2009

karedok bu imas


Buat yang sedang mudik atau mampir ke kota kembang rasanya tak salah jika mampir ke warung nasi Ibu Imas. Warung masakan Sunda sederhana ini memang tak pernah sepi pengunjung. Andalannya berupa ayam bakar dan aneka pepes paling pas dinikmati bersama sambal leunca khas Bandung dan setangkup nasi hangat hmm.. raos pisan!

Bandung sudah begitu terkenal dengan kekayaan kulinernya. Berbagai santapan lezat siap menanti begitu kita menginjakkan kakai di kota yang dikenal dengan sebutan kota kembang ini. Namun, santapan ala Sunda merupakan salah satu menu wajib yang tak pernah saya dan keluarga tinggalkan setiap kali berkunjung ke Bandung.

Teriknya siang hari di Bandung tak menyurutkan niat kami untuk mampir ke rumah makan Sunda yang tidak pernah sepi pengunjung ini. Rekomendasi dari keluarga di Bandung tentang kelezatan sambel di tempat ini membuat kami lebih bersemangat lagi untuk mencicipinya.

Terletak di beberapa lokasi di Jl. Balong Gede, Warung Nasi Ibu Imas ini mudah dikenali. Lihat saja deretan mobil yang mengantri untuk parkir dan kain spanduk berwarna kuning hijau yang terlihat dari arah jalan raya. Setelah memutar beberapa kali, kami pun masuk ke warung makan yang tak pernah sepi meski jam makan siang sudah terlewat.

Memasuki Warung Makan ini, kami disambut dengan gerobak-gerobak berisi aneka macam makanan. Ada ayam, udang, gepuk atau empal, usus, hingga beragam pepes. Kami pun memilih ayam bakar yang merupakan menu spesial di warung ini, udang goreng tepung, pepes jamur, usus, dan paru goreng.

Setelah menunggu beberapa saat pesanan pun datang dalam piring-piring besar. Tak ketinggalan secobek penuh sambal dadak dan secobek sambel leunca khas Bandung, diikuti dengan lalapan dan nasi putih yang mengepul. Wah melihat suguhan menggiurkan dihadapan kami pun segera menyerbunya.

Nasi putih disajikan dalam porsi yang cukup besar. Pepes jamur tampil dalam balutan daun pisang menjadi pilihan pertama saya. Jamur putih ini terasa nikmat dengan bumbu yang meresap. Selanjutnya saya segera mencicipi ayam bakarnya yang berbalut kecap manis. Daging ayam yang empuk berpadu asin, manis, dan gurih bumbunya langsung terasa. Ditambah dengan cocolan sambel dadak yang huah huah... menyetrum lidah. Langsung saja saya meneguk es teh banyak-banyak.

Rasa pedas yang sangat tajam bercampur harum bumbu lain menyebabkan rasa sambal ini begitu khas. Tapi jangan takut, rasa pedas dan panas di lidah ternyata membuat ketagihan. Segera saja saya segera mencocolkan sambal lagi dan lagi... Apalagi ditambah dengan segarnya lalapan. Udang goreng tepungnya juga gurih dan garing, begitu pula dengan gorengan paru dan usus.

Untuk menikmati santapan lezat tadi ternyata tak perlu menguras kocek dalam-dalam. Makanan dan minuman yang disajikan di Warung Nasi Ibu Imas ini ramah di kantong. Terbukti sepotong ayam bakar harganya Rp 8.000, udang goreng Rp 4.500, pepes jamur Rp 2.500, dan usus dan paru goreng masing-masing Rp 6.000. Cukup murah bukan?

Nah, buat mereka penyuka sambal dan hidangan Sunda gak ada salahnya mampir ke warung Ibu Imas yang raos pisan ini!

Warung Nasi Ibu Imas
Jl. Balong Gede No.38
Bandung
Telp: 022-4233838